Kamis, 22 Oktober 2009

BROMO MOUNTAIN

Gunung Bromo (dari bahasa Sansekerta/Jawa Kuna: Brahma, salah seorang Dewa Utama Hindu), merupakan gunung ber api yang masih aktif dan paling terkenal sebagai obyek wisata di Jawa Timur. Sebagai sebuah obyek wisata, Gunung Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif.

Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut itu berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.

Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo

Untuk akses menuju Gunung Bromo ini ada dua pintu masuk, yaitu pintu masuk sebelah timur (Tosari,Pasuruan) dan pintu masuk sebelah barat (Cemoro Kandang,Probolinggo). Keduanya memiliki nilai lebih masing-masing. Namun saya sarankan memang petualangan di Bromo akan lebih menarik jika kita masuk melalui pintu sebelah timur. Petualangan akan dimulai di gardu pandang gunung Bromo dan Semeru yang terletak di Gunung Penanjakan. Disini kita akan menikmati indahnya sunrise berlatarkan gunung Bromo dan Semeru. Jika anda pernah melihat gambar atau foto yang berlatarkan gunung Bromo dan Semeru yang sangat indah (seperti gambar diatas), disinilah tempat foto itu diambil. Setelah kita puas menikmati sunrise disini, sekitar pukul setengah tujuh kita bisa turun menuju lautan pasir. Disini kita bisa menikmati gabungan suasana padang pasir dengan pegunungan yang tidak ada duanya. Dan terakhir kita menuju Gunung Bromo untuk menikmati kawah beserta pemandangan disekitarnya.

MALANG KE GUNUNG BROMO Rute Jarak kendaraan jalan
1 Malang - Tumpang 18 km 30 mnt
2 Tumpang - gubugklakah 12 km 45 mnt
3 Gubugklakah - Jemplang 17 km 90 mnt 3 jam
4 Jemplang - Gunung Bromo 6 km 30 mnt 1,5 jam


PASURUAN - PURWODADI - GUNUNG BROMO Rute jarak kendaraan jalan
1 Pasuruan - Purwodadi 32 km 30 mnt
2 Purwodadi - Nongkojajar 14 km 30 mnt
3 Nongkojajar - Tosari 20 km 45 mnt
4 Tosari - Wonokitri 3 km 10 mnt
5 Wonokitri - Gunung Bromo 14 km 30 mnt
6 Wonokitri - Gunung Penanjakan 14 km 30 mnt


PASURUAN - WARUNG DOWO - GUNUNG BROMO Rute Jarak Kendaraan jalan
1 Pasuruan - Warung Dowo 4 km 15 mnt
2 Warung Dowo - Tosari 36 km 50 mnt
3 Tosari - Wonkitri 3 km 10 mnt
4 Wonokitri - Gunung Bromo 14 km 30 mnt
5 Wonokitri - Gunung Pananjakan 14 km 30 mnt


PROBOLINGGO - TONGAS - GUNUNG BROMO Rute Jarak kendaraan jalan
1 Probolinggo - Tongas 30 km 20 mnt
2 Tongas - Lumbang 8 km 20 mnt
3 Lumbang - Sukapura 8 km 20 mnt
4 Sukapura - ngadisari 15 km 20 mnt
5 Ngadisari - Cemoro Lawang 2,5 km 15 mnt
6 Cemoro Lawang - Gunung Bromo 2 km 10 mnt 30 mnt


LUMAJANG KE GUNUNG BROMO Rute Jarak Kendaraan Jalan
1 Lumajang - Senduro 25 km 1 jam
2 Senduro - Burno 14 km 50 mnt
3 Burno - Ranu Pani 29 km 3 jam
4 Ranu Pani - Jemplang 8 km 1 jam 3 jam
5 Jemplang - Gunung Bromo 8 km 40 mnt 1,5 jam


Selain menyaksikan keindahan panorama yang ditawarkan oleh Bromo-Semeru, apabila Anda datang di waktu yang tepat, maka Anda dapat menyaksikan Upacara Kesodo, yang diadakan oleh masyarakat Tengger. Upacara ini biasanya dimulai pada saat tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kesodo [ke-sepuluh] menurut penanggalan Jawa. Upacara Kesodo merupakan upacara untuk memohon panen yang berlimpah atau meminta tolak bala dan kesembuhan atas berbagai penyakit, yaitu dengan cara mempersembahkan sesaji dengan melemparkannya ke kawah Gunung Bromo. Saat prosesi berlangsung, masyarakat Tengger lainnya beramai-ramai menuruni tebing kawah dan sesaji yang dilemparkan ke dalam kawah, sebagai perlambang berkah dari Yang Maha Kuasa.


Transportasi


indahnya perjalanan menuju gunung bromo juga tak kalah menariknya, Hutan hijau beserta budaya masyarakat suku tengger yang masih alami hal ini jangan disia siakan cobalah menikmati tantangan tersebut dengan menggunakan kendaraan pribadi kendaraan roda dua atau pun kendaraan roda empat hanya saja banyak persiapan yang harus dilaksanakan agar menjamin keamanan sewaktu berkendara jika kita menginginkan menggunakan kendaraan roda dua pastikan perlengkapan seperti safety helm dan yang paling penting adalah jaket pelindung khusus untuk kendaraan roda dua yg dijamin keamanannya tapi bukan juga keamanan, saya menyarakan mengunakan baju berlapis untuk menghindarkan dingiinya hawa pegunungan bromo serta jangan lupa juga menggunakan sarung tangan karena dingin yang menusuk di tangan dapat menyebabkan gangguan saat mengendarai roda dua sesampainya di bromo pun kita bisa lebih menikamati pemandangan dan bersenang2 seperti ini contohnya
Kebebasan berpetualang


Atau bila ingin menggunakan mobil pribadi usahakan menggunakan mobil 4WD karena perjalanan yg cukup menantang ini dikhawatirkan bahwa power kurang ketika menaikin tanjakan dan tidak disarankan untuk melewati gurun pasir menggunakan mobil 2WD karena jika terjebak di padang gurun nggak mungkin ada mobil derek. Tol kaleee, kuyakin deh perjalanan digurun pasir bakalan kasih pengalaman yang beda banget. Meliuk liuk diantara pasir dan batu batu terjal keren banget deh patut dicoba, kebebasan tanpa batas karena mau lawan arah mau jungkir balik mau kebut-kebutan nggak bakal ada polisi yg kasih surat tilang





Power of 4WD



Adapun alternatif perjalanan menuju puncak gunung bromo yaitu menggunakan jeep 4WD penduduk stempat. mobil ini telah dimodifikasi sehingga memungkinkan mengangkut penumpang melebihi kapasitas



Biaya penyewaan Jeep

Untuk sewa jeep Rp300 ribu rupiah satu Jeep, bisa diisi 6 orang. Dengan jalur ( Wonokitri-Pananjakan-Bromo-balik Wonokitri. Atau dari bromo ke cemor0 Lawang, kalau mau pulang lewat Probolinggo harga Jeepnya tetap sama saja.

PENGINAPAN DAN HOTEL

Berbagai hotel dan penginapan dapat ditemukan disekitar area Taman Nasional Bromo-Semeru, mulai dari losmen sampai dengan hotel berbintang 4 dapat di jadikan pilihan untuk menginap di Bromo. Rata rata setiap hotel memasang tarif yang terjangkau. Biasanyapun pelancong domestik maupun international menggunakan rumah-rumah penduduk yang disewakan selain harga yang ditawarkan lebih murah biasanya pemilik rumah juga menawarkan snack gratis untuk sarapan pagi. Namun bagi backpackker biasanya mereka memilih membawa tenda selain dirasa lebih murah dan praktis hal ini lebih mendekatkan diri pada Alam dan tentu saja sesama bagpackker sendiri

Beberapa hotel paling populer untuk wisatawan di area Bromo adalah: Bromo Cottage and Resort Tosari Pasuruan. Cemoro Lawang/Sukapura Probolinggo: Bromo Permai Hotel, Bromo View Hotel Probolinggo, Cafe Lava Hotel Bromo, Cemara Indah hotel Bromo, Lava View Cottage Bromo, Yoschi Guest House, Java Banana Hotel Bromo

Tips

  • Musim kunjungan terbaik adalah sekitar bulan Juni s/d Oktober dan bulan Desember s/d Januari.
  • Perlu disiapkan kesehatan prima dan perbekalan penahan dari udara dingin seperti: baju hangat, penutup kepala, kaus tangan penahan udara dingin, serta bekal makanan-minuman secukupnya
  • Perlu diingat bahwa di puncak Penanjakan tidak ada pengginapan maka dari penginapan terdekat harus berangkat pagi-pagi sekitar pukul 03.00-04.00 pagi dini hari.
    Mengingat sulitnya mencari makanan pada malam hari, akan lebih baik apabila Anda membeli persediaan makanan dan minuman sebagai bekal Anda.

Informasi lainnya :

  1. Sudah ada pengusahaan pariwisata alam PT. Bromo Permai.
  2. Gunung Bromo dan Gunung Semeru merupakan gunung yang masih aktif.
  3. Terdapat peninggalan sejarah yang diduga dari Kerajaan Majapahit.

Kantor : Jl. Raden Intan No. 6 Kotak Pos 54, Malang 65100, Jawa Timur Telp. (0341) 491828; Fax. (0341) 490885
Jl. Panda No. 8, Malang Telp. (0341) 551040

E-mail : tn-bromo@malang.wasantara.net.id

Penyempurnaan Data Potensi ODTWA Taman Nasional BROMO TENGGER SEMERU

Dinyatakan Menteri Pertanian, tahun 1982
Ditunjuk Menteri Kehutanan, SK No. 278/Kpts-VI/97 dengan luas 50.276,2 hektar
Ditetapkan —-
Letak Kab. Pasuruan, Kab. Probolinggo, Kab.Lumajang, dan Kab. Malang, Provinsi Jawa Timur
Temperatur udara 3° – 20° C
Curah hujan Rata-rata 6.600 mm/tahun
Ketinggian tempat 750 – 3.676 m. dpl
Letak geografis 7°51’ – 8°11’ LS, 112°47’ – 113°10’ BT

Kamis, 15 Oktober 2009

Kota tua djakarta

KOTA TUA DJAKARTA


Jakarta, ibu kota Negara Republik Indonesia, sudah berumur 480 tahun. Kini Jakarta sudah mengalami banyak perubahan. Banyak bangunan tinggi modern menghiasi kota Jakarta. Nilai sejarah kota Jakarta pun semakin punah. Namun, ternyata di Jakarta masih ada bangunan kota tua yang menyimpan nilai sejarah tinggi, loh. Di antaranya ada Museum Sejarah Jakarta atau yang sering disebut Museum Fatahillah, Pelabuhan Sunda Kelapa, dan juga kawasan Jalan Kalibesar. Daerah ini menjadi saksi sejarah Indonesia terutama kota Jakarta.



Wisata budaya (cultural tourism) kini semakin mendapat tempat di hati wisatawan. Budaya selalu menjadi obyek wisata utama di seantero dunia. Namun sekitar tiga dasawarsa lalu, tren wisata budaya mulai terpecah, wisatawan mulai tertarik juga pada hasil peninggalan masa lampau yang menempel pada dinding-dinding bangunan di kota bersejarah, kota tua pada setiap negara yang mereka kunjungi. Tren wisata itu diberi nama heritage tourism atau cultural heritage tourism.

Heritage, atau warisan berupa berbagai peninggalan dalam segala bentuk, penting bukan hanya sebagai sebuah identitas kota dan negara tapi juga bernilai ekonomi serta memberi dampak sosial. Budaya merekatkan manusia untuk mencipta saling pengertian yang membawa pada kedamaian dan keharmonisan. Wisata heritage pada akhirnya juga membantu memelihara dan melestarikan heritage/warisan itu sendiri.

Di dalam setiap kota tua masih lekat menempel sejarah sang kota, perjalanan hidup kota berabad lalu masih bisa terbaca hingga detik ini melalui bangunan tua, jalur kereta api, jembatan, kanal, kuliner, folklore, tradisi dan segala yang masih terus dilestarikan.

Kerutan di wajah sebuah kota tua, yang terpelihara apik, menjadi begitu menarik dan merangsang wisatawan untuk datang, tak sekadar menjenguk, mengenang, tapi juga mencoba memahami mengapa sebuah peristiwa terjadi pada satu kurun waktu. Kemudian, bisa kekaguman yang muncul atau dalam kisah tertentu, berharap kejadian buruk di masa lalu tak terulang kembali

Warisan yang ada di setiap kota di dunia memiliki arti penting yang berbeda bagi penduduk kota itu sendiri, penduduk di negara di mana sebuah kota berada, atau bahkan bagi dunia.

Arti sebuah warisan bisa positif atau negatif. Warisan masa lalu, tak selalu berupa kejayaan yang membanggakan bagi generasi di masa kini namun seringkali juga mendatangkan rasa malu, kebencian, seperti pada masa kelam Jerman dan Eropa pada umumnya ketika Hitler berlagak menjadi Tuhan dan membantai orang Yahudi. Begitu banyak warga Jerman ingin melupakan warisan yang ditinggalkan Hitler. Tapi bagaimanapun, orang tak bisa melupakan sejarah mereka, baik yang membanggakan maupun yang memilukan.

Intinya, mereka melek heritage. Warisan berabad silam dilestarikan bukan hanya demi memenuhi rasa penasaran para turis tapi juga demi pengembangan heritage itu sendiri.

Lantas, apa kabar Jakarta? Di usia yang menjelang 500 tahun, dalam rentang waktu yang kurang dari 20 tahun ke depan, Jakarta masih saja berantakan. Sudahkah Jakarta menciptakan citranya sebagaimana kota-kota lain di dekatnya?

Kawasan bersejarah Jakarta yang sedang dalam proses dihidupkan kembali kini terkesan dhedhel dhuwel. Mandek bukan hanya karena masalah pembangunan fisik, dan pembenahan ulang -karena dalam waktu dua tahun sudah babak belur lagi sehingga harus tambal sulam- tapi juga karena tak jelas arah revitalisasi itu. Terlalu banyak kepentingan, terlalu banyak cakap, minim tindakan.

Padahal, potensi kawasan bersejarah/kota tua Jakarta tak terkatakan. Tengok saja sejarah kota ini. Bermula dari Sunda Kelapa di seputar abad 12 kemudian berganti nama menjadi Jayakarta pada 1527, berubah lagi menjadi Batavia pada 1619 di masa VOC, dan terakhir Jakarta pada 1942.

Sejarah panjang itu bermula di kawasan yang kini disebut kawasan lama atau kawasan bersejarah atau kota tua. Seluruh kawasan tempat di mana Batavia berawal ini ditetapkan sebagai situs dan dilindungi oleh SK Gubernur DKI Jakarta No 475/1993 mengenai bangunan cagar budaya di DKI Jakarta yang harus dilestarikan.

Menurut Candrian Attahiyat, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kota Tua, sesuai Peraturan Gubernur No 34 Tahun 2006 tentang penguasaan, perencanaan, penataan kota tua, luas kawasan bersejarah atau kota tua Jakarta adalah 846 hektar. Batas sebelah Selatan adalah Gedung Arsip, batas Utara adalah Kampung Luar Batang, batas Timur Kampung Bandan, dan batas Barat di Jembatan Lima.

Di kawasan itu saja ada lebih dari 200 bangunan tua yang dimiliki BUMN, DKI Jakarta, swasta, dan perseorangan. Kondisinya? Lebih banyak yang menunggu ajal.

Selain empat museum milik DKI Jakarta, Museum Sejarah Jakarta yang menempati bekas gedung balai kota di masa Batavia; Museum Wayang; Museum Seni Rupa dan Keramik; dan Museum Bahari, kawasan ini juga memiliki dua museum perbankan, Museum Bank Mandiri dan Museum Bank Indonesia.

Di seputaran bekas pusat Batavia, ada bangunan Stasiun Jakarta Kota atau Beos yang pembangunannya kelar pada 1929. Menyusur kanal membayangkan awal abad 19 di mana kawasan Kali Besar tenar sebagai pusat bisnis, bisa jadi alternatif lain. Bangunan-bangunan tua di sisi kiri dan kanan kanal menjadi saksi sebagain sejarah Jakarta.

Lebih ke Utara, ada sisa tembok Batavia, ada pula kampung yang seharusnya tetap lestari sebagai Kampung Tugu. Kampung ini masuk sebagai kawasan yang dilestarikan dalam SK Gubernur DKI No 475/1993. Disebut demikian karena, menurut Adolf Heuken, penulis sejarah Jakarta, di kawasan ini ditemukan Prasasti Tugu - peninggalan arkeologis tertua yang membuktikan pengaruh Hindu di Jawa Barat.

Di kampung ini pula para mardijkers - tahanan yang sudah dibebaskan, dimerdekakan oleh Belanda - tinggal. Mereka kebanyakan keturunan Portugis.

Gereja Tugu yang pertama kali dibangun pada 1670-an, masih berdiri di sana. Kampung ini juga menyimpan warisan kuliner seperti dendeng tugu dan pindang srani tugu yang semua sudah punah bersama punahnya Kampung Tugu. Kampung yang harusnya lestari seperti apa adanya, kini hanya menyisakan keroncong tugu. Selebihnya, kini kawasan itu jadi tempat antrean truk konteiner.

Untuk menyasar wisata kuliner, kota tua masih memiliki kawasan yang paling beken. Kawasan itu tak lain adalah Pancoran, Glodok. Ingin ke pulau, bergeser sedikit ke Teluk Jakarta ada Kepulauan Seribu dengan Taman Arkeologi Pulau Onrust - pulau yang sibuk/tak pernah istirahat - yang terdiri atas Pulau Onrust, Cipir, Kelor, dan Bidadari.


Tentu saja Indonesia tak hanya punya Jakarta. Kota-kota lain di Pulau Jawa seperti Banten, Cirebon, Bandung, Yogyakarta, Semarang hingga kota-kota di luar Pulau Jawa menyimpan warisan tersendiri

Tentu saja Indonesia tak hanya punya Jakarta. Kota-kota lain di Pulau Jawa seperti Banten, Cirebon, Bandung, Yogyakarta, Semarang hingga kota-kota di luar Pulau Jawa menyimpan warisan tersendiri.

Yang perlu diingat bahwa bahkan dari segelas bir, secangkit kopi atau teh, sepotong es krim, semangkuk soto, atau patahan tembok tua, kita bisa kembali ke ratusan bahkan ribuan tahun lalu.